TAMBIHUN
Perkataan mushannif pada kata hamalah, safarah, hafadhah dan katabah, dengan dibaca fathah ketiga hurufnya adalah bentuk jamak dari kata haamil, safiir, haafidh dan kaatib.
Semua para malaikat adalah makhluk, yaitu yang tercipta dengan penciptaan Allah terhadap mereka sebagaimana makhluk lainnya, yang menyembah Allah.
Mereka tidak akan berkata sesuatu hingga Allah mengatakannya, sebagaimana hamba sahaya yang terpelajar, tidak disifati dengan laki-laki dan tidak juga perempuan.
Barang siapa yang ber-i'tiqad terhadap ke-perempuan atau kebancian mereka maka orang tersebut kafir, dan barang siapa yang ber-i'tiqad terhadap ke-lelakiannya maka orang tersebut fasiq.
Mereka tidak memiliki syahwat, yaitu keinginan nafsu, dan tidak juga nafsu.
Perihal nafsu, nafsu terbagi menjadi tujuh tingkatan, sebagaimana berikut:
1. Nafsu Ammaaroh
Nafsu ammaroh tempatnya adalah ash-shodru, artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
Perkataan mushannif pada kata hamalah, safarah, hafadhah dan katabah, dengan dibaca fathah ketiga hurufnya adalah bentuk jamak dari kata haamil, safiir, haafidh dan kaatib.
Semua para malaikat adalah makhluk, yaitu yang tercipta dengan penciptaan Allah terhadap mereka sebagaimana makhluk lainnya, yang menyembah Allah.
Mereka tidak akan berkata sesuatu hingga Allah mengatakannya, sebagaimana hamba sahaya yang terpelajar, tidak disifati dengan laki-laki dan tidak juga perempuan.
Barang siapa yang ber-i'tiqad terhadap ke-perempuan atau kebancian mereka maka orang tersebut kafir, dan barang siapa yang ber-i'tiqad terhadap ke-lelakiannya maka orang tersebut fasiq.
Mereka tidak memiliki syahwat, yaitu keinginan nafsu, dan tidak juga nafsu.
Perihal nafsu, nafsu terbagi menjadi tujuh tingkatan, sebagaimana berikut:
1. Nafsu Ammaaroh
Nafsu ammaroh tempatnya adalah ash-shodru, artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Al-Bukhlu, artinya kikir atau pelit
- Al-Hirsh, artinya tamak atau rakus
- Al-Hasad, artinya hasud
- Al-Jahl, artinya bodoh
- Al-Kibr, artinya sombong
- Asy-Syahwat, artinya keinginan duniawi
2. Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah al-qolbu, artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Al-Laum, artinya mencela
- Al-Hawa, artinya bersenang-senang
- Al-Makr, artinya menipu
- Al-’Ujb, artinya bangga diri
- Al-Ghibah, artinya mengumpat
- Ar-Riya’, artinya pamer amal
- Az-Zhulm, artinya zalim
- Al-Kidzb, artinya dusta
- Al-ghoflah, artinya lupa
3. Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah Ar-ruh, tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- As-Sakhowah, artinya murah hati
- Al-Qona’ah, artinya merasa cukup
- Al-Hilm, artinya murah hati
- At-Tawadhu’, artinya rendah hati
- At-Taubat, artinya taubat atau kembali kepada Allah
- As-Shobr, artinya sabar
- At-Tahammul, artinya bertanggung jawab
4. Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah As-Sirr, artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri ke arah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Al-Juud, artinya dermawan
- At-Tawakkul, artinya berserah diri
- Al-Ibadah, artinya ibadah
- Asy-Syukr, artinya syukur atau berterima kasih
- Ar-Ridho, artinya rido
- Al-Khosyah, artinya takut akan melanggar larangan
5. Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah Sirr Assirr, artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Al-Karom, artinya kemurahan hati
- Az-Zuhd, artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
- Al-Ikhlas, artinya ikhlas atau tanpa pamrih
- Al-Waro’, artinya meninggalkan syubhat
- Ar-Riyadhoh, artinya latihan diri
- Al-Wafa’, artinya tepat janji
6. Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah Al-khofiy, artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Husnul Khuluq, artinya baik akhlak
- Tarku maa siwalloh, artinya meninggalkan selain Alloh
- Al-Luthfu bil kholqi, artinya lembut kepada makhluk
- Hamluhum ‘ala sholah, artinya mengurus makhluk pada kebaikan
- Shofhu ‘an dzunubihim, artinya mema’afkan kesalahan makhluk
- Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim, artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
7. Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah Al-Akhfa, artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut:
- Ilmul-yaqiin
- Ainul-yaqiin
- Haqqul-yaqiin
Selain dari tidak memiliki nafsu, para malaikat juga tidak memiliki bapak dan ibu, karena sesungguhnya mereka adalah jasad yang berupa cahaya, yaitu kebanyakan dari mereka diciptakan dari cahaya.
Namun kadang ada juga sebagin dari mereka yang diciptakan dari tetesan-tetesan yang menetes dari malaikat Jibril setelah ia mandi dari sebuah sungai yang berada dibawah Arsy.
Para malaikat bisa berubah-rubah wujud/bentuk yang berbeda-beda, mereka juga tidak makan, minum dan tidak tidur. Adapun dalil yang mununjukkan akan hal itu adalah firman Allah:
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
ami ittakhadzuu aalihatan mina al-ardhi hum yunsyiruuna
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya".
(QS. Al-Anbiyaa' [21]:20)
Sedang tidur adalah suatu kelelahan/kelesuan yang akan menimpa pada manusia dan tidak menghilangkan akal mereka.
Para malaikat tidak akan pernah maksiat atau menentang terhadap Allah, terhadap apa-apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka, mereka akan selalu mengerjakan apa-apa yang telah diperintahkan.
Firman Allah:
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
yakhaafuuna rabbahum min fawqihim wayaf'aluuna maa yu'maruuna
"Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)".
(QS. An-Nahl [16]:50)
Yaitu yang berupa ketaatan akan peraturan.
Fiman Allah:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ
waqaaluu ittakhadza alrrahmaanu waladan subhaanahu bal 'ibaadun mukramuuna
"Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan."{958}
{958} Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.
(QS. Al-Anbiyaa' [21]:26)
Yakni, para malaikat adalah para hamba dari sekian banyak hamba Allah yang dimuliakan dengan kesucian dari dosa-dosa, yang tidak akan mendahului terhadap izin Allah dengan sebuah perkataan.
Mereka hanya akan mengerjakan terhadap perintah Allah apabila Allah telah memerintahkannya, karena sesungguhnya mereka berada dipuncak pengawasan (muraqabah) Allah swt. maka mereka menyatukan antara perkataan dan perbuatan dalam bertaat, dan itulah puncak dari ketaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar